Contoh Karya Tulis Ilmiah pemutihan karang di laut parangtritis

assalamualaikum temen2... disini gw mau berbagi experience atau pengalaman gw dalam membuat  sebuah Karya Tulis Ilmiah, dan sebelum nya gw mau berterimakasih banget sama kelompok/team kerja gw yang udah banyak membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, Karya Tulis ini kami buat ketika kami melaksanakan Study Tour  di DI.Yogyakarta dan kami di haruskan melakukan study lapangan/observasi lapangan untuk memenuhi kebutuhan nilai kami, selamat membaca dan semoga bermanfaat :) kalo ada yang mau ditanyakan silahkan komen di kolom komentar ya.


 PEMUTIHAN KARANG DI LAUT PARANGTRITIS
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
( sebuah tinjauan biologi terhadap batu karang di laut )
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
Diajukan sebagai salah satu syarat melengkapi laporan studi lapangan
pada SMA Negeri 1 Tamansari



 Disusun oleh :
KELOMPOK 17 MIPA
Anggota :
Edwar Alamsyah                    NIS : 14xxxxxx
Ike Fejryati                              NIS : 14xxxxxx
Karisma Supiya Andini          NIS : 14xxxxxx
M. Diki. Pamungkas               NIS : 14xxxxxx
Silvia Sandi Yudha                  NIS : 14xxxxxx
Winda Shavira                         NIS : 14xxxxxx
Yahya Ahmad                         NIS : 14xxxxxx

 
SMA NEGERI 1 TAMANSARI
2015 – 2016


 
LEMBAR PENGESAHAN
            Laporan Observasi Lapangan kami yang berjudul “ Pemutihan Karang Di Laut Parangtritis Daerah Istimewa Yogyakarta “ telah disahkan dan disetujui pada
Tanggal          :
Oleh                :


                        Pembimbing                                                                        Penguji

                                                       

                    Rachmawati, S.Pi                                                 Dra. HJ. Mimin Ruminsih, M.Pd                                         NIP.                                                                    NIP.



Mengetahui/Menyetujui
Kepala SMA Negeri 1 Tamansari




Drs. Ayep Rahmat MW., M.Pd.
NIP.


i

MOTTO
 “ Bermimpilah setinggi langit, jika engkau terjatuh, engkau akan terjatuh diantara hamparan para bintang “
Ir.Soekarno


 “ Aku gagal dalam beberapa mata pelajaran di ujian, tetapi temanku berhasil mengerjakan semuanya. Sekarang ia adalah seorang insinyur di microsoft, dan aku adalah pemilik microsoft “
Bill Gates


“ Tidak ada hal yang menghianati suatu usaha “
Alberst Einstein



PERSEMBAHAN

Kami persembahkan, karya ini untuk keluarga besar SMAN 1 Tamansari


ii


KATA PENGANTAR
            Dengan menyebut nama Allah. SWT yang maha pengasih dan lagi maha penyayang, kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Observasi Lapangan kami mengenai Pemutihan Karang akibat pemanasan global, tepat pada waktunya.
            Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan observasi dan menyusun laporan ini, khususnya :
1.      Bapak Drs. Ayep Rahmat MW., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Tamansari,
2.      Ibu Rachmawati S.Pi selaku guru pembimbing kegiatan observasi lapangan, sekaligus penguji ,II
3.      Ibu Dra. Hj. Mimin Ruminsih, M.Pd, selaku penguji I
4.      Bapak Rully S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia,
5.      Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan observasi lapangan ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kemajuan berikutnya.
            Akhir kata kami berharap semoga laporan observasi lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan khususnya penyusun.
Bogor, 25 April 2016        
                                                                                                                             Penyusun

 

 
iii






DAFTAR ISI
                                                                      Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................   i
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................  ii
KATA PENGANTAR ................................................................................  iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................   iv

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................   1
            1.1 Latar Belakang ..........................................................................   1
            1.2 Tujuan Observasi ......................................................................   2

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................  3
             2. 1 Terumbu Karang ......................................................................  3
                    2. 1. 1 Klasifikasi .....................................................................  5
                    2. 1. 2 Manfaat .......................................................................... 7
                    2. 1. 3 Penyebab Pemutihan Karang ......................................... 10
                    2. 1. 4 Dampak pemutihan Karang ........................................... 11
                    2. 1. 5 Pemutihan Karang di Indonesia ..................................... 14

             2. 2 Parangtritis ...............................................................................  16
                    2. 2. 1 Sejarah Parangtritis ........................................................ 16
                    2. 2. 2 Letak dan Lokasi Pantai Parangtritis ............................  18
                    2. 2. 3 Fasilitas Wisata Pantai Parangtrtis ..................................18
                    2. 2. 4 Gumukan Pasir Pantai Parangtritis ................................ 19

iv

              2. 3 Daerah Istimewa Yogyakarta ..................................................19

BAB III METODOLOGI OBSERVASI ...................................................  21
               3. 1 Rancangan Peneletian ............................................................. 21
               3. 2 Ruang Lingkup ....................................................................... 22
               3. 3 Subjek Observasi .................................................................... 22
               3. 4 Instrumen Observasi ............................................................... 22
               3. 5 Prosedur dan Teknik Wawancara ........................................... 24

BAB IV HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ...........................  25
                4. 1 Hasil Wawancara ................................................................    25
                4. 2 Pemutihan Karang Di Parangtritis ......................................    25
                4. 3 Upaya Pelestarian Di Parangtritis .......................................    25

BAB V   PENUTUP .................................................................................... 27
                5. 1 Simpulan ............................................................................     27
                5. 2 Saran ..................................................................................     28

DAFTAR PUSTAKA................................................................................    30
LAMPIRAN ..............................................................................................    32
RIWAYAT HIDUP



v
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah
            Pemanasan global  adalah suatu proses meningkatnya suhu rata rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
            Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar di sebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca”.
            Salah satu dampak dari pemanasan global, yaitu naiknya suhu permukaan air laut (SPL). Secara tidak langsung naiknya suhu permukaan air laut mempengaruhi biota/kehidupan yang ada di dalamnya. Terumbu karang akan mendapatkan dampak yang cukup besar dari naiknya suhu permukaan air laut.
            Di Indonesia itu sendiri, memiliki wilayah lautan yang sangat luas dan juga memiliki pantai yang sangat banyak. Khususnya di pulau jawa, terdapat banyak pantai yang terkenal dengan beragam model dan jenis yang beraneka ragam. Salah satunya adalah pantai Parangtritis yang berada di daerah istimewa yogyakarta yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki gumukan pasir yang

1
besar dan tinggi.Disamping itu kita juga sekalian ingin mengetahui seberapa besar dampak dari global warming terhadap pantai parang tritis khususnya terumbu karang yang terdapat di dalamnya.

1. 2 Tujuan
Tujuan Teoritis :
1.      mengetahui definisi terumbu karang
2.      mengetahui klasifikasi terumbu karang
3.      mengetahui manfaat terumbu karang
4.      mengetahui faktor-faktor penyebab pemutihan terumbu karang
      Tujuan Praktis :
1.      mengetahui upaya penanggulangan pemutihan terumbu karang
2.      mengetahui pembudidayaan terumbu karang












2


BAB II
LANDASARAN TEORI

2. 1. Terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan kapur (CaCO3). Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.

3
 Berikut klasifikasi karang:
Filum               : Cnidaria
Ordo                : Scleractini
Sub kelas         : Octocorallia dan Hexacorallia
Kelas               : Nthozoa

Habitat Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m dibawah permukaan laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
          Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasidan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas suhu normal.

4

2. 1. 1. Klasifikasi

a. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur :

Karang hermatipik                                           

            Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.

b. Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh :

1) Terumbu (reef)    

            Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca.

2) Karang (koral)

            yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3.
3) Karang terumbu
            Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur.

4) Terumbu karang

            Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3).

5
c. Berdasarkan letak :

1)Terumbu karang tepi

            Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis.

2)Terumbu karang penghalang

            Terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter.
d. Berdasarkan zonasi :

1)Terumbu yang menghadap angin

            Terumbu yang menghadap angin (Windward reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas.

2) Terumbu yang membelakangi angin

            Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin.


6
2. 1. 2. Manfaat

a. Manfaat Terumbu Karang Secara Ekologi.

Ekologi dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara ekologi, terumbu karang memiliki manfaat antara lain :

1.      Penunjang Kehidupan
            secara langsung terumbu karang menjadi penunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Terumbu karang menyediakan tempat tinggal, mencari makan, dan berkembang biak bagi berbagai biota laut. Rusaknya terumbu karang akan berpengaruh langsung bagi kelangsungan hidup dan kelestarian berbagai hewan dan tumbuhan di laut.
2.      Sumber Keanekaragaman Hayati yang Tinggi
            Terumbu karang menjadi ekosistem dengan biodiversitas (keanekaragaman hayati) yang tertinggi dibanding ekosistem laut lainnya. Dengan tingkat biodiversitas yang tinggi maka terumbu karang menjadi sumber keanekaragaman genetik dan spesies. Keanekaragaman genetik menjadikan ditemukannya keberagaman variasi maskhluk hidup yang memiliki ketahanan hidup yang lebih tinggi. Sedang keanekaragaman spesies berarti akan semakin banyak jenis biota yang dapat dimanfaatkan
7
3.      Pelindung Pantai dan Pesisir
            Terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau merupakan ekosistem yang saling terkait dalam melindungi pantai dan daerah pesisir. Terumbu karang mampu memperkecil energi ombak yang menuju ke daratan.
4.      Mengurangi Pemanasan Global
            Gas CO2, selain diserap oleh hutan, juga diserap oleh air laut. Malalui reaksi kimia dan batuan karang, CO2 akan diubah menjadi zat kapur yang bahan baku terumbu. Dalam proses yang disebut sebagai kalsifikasi ini, karang dibantu oleh zooxanthellae, tumbuhan bersel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang.
b. Secara Ekonomi, manfaat Terumbu Karang bagi Masyarakat :
1.      Sumber Makanan
            Terumbu karang menjadi tempat hidup dan berkembang biak berbagai biota laut. Tidak sedikit diantara biota tersebut yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh manusia. Seperti rumput laut yang dijadikan agar-agar, berbagai jenis ikan, udang, kepiting, dan teripang.


8
2.      Sumber Bahan Dasar untuk Obat dan Kosmetik
            Berbagai jenis alga dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik dan bahan pembungkus kapsul.

3.      Sebagai Objek Wisata
            Keindahan ekosistem terumbu karang membuat takjub wisatawan. Berbagai kawasan terumbu karang dijadikan Taman Laut, lokasi snorkeling dan menyelam, dan wisata laut lainnya.

4.      Sumber Mata Pencaharian
            Pengembangan terumbu karang ,menjadi objek wisata pun mampu menciptakan berbagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat mulai dari pemandu wisata, penginapan, penyewaan kapal, warung makan dan cinderamata, serta profesi-profesi lainnya.

5.      Sumber Bibit Budidaya
            Berbagai jenis ikan, teripang, dan rumput laut yang hidup di terumbu karang dapat dimanfaatkan sebagai bibit untuk budidaya.




9
c. Secara Sosial, Terumbu Karang memiliki manfaat antara lain :
1.      Penunjang Kegiatan Pendidikan dan Penelitian
            Terumbu karang bermanfaat dalam kegiatan pendidikan terutama untuk mengenal ekosistem pesisir, mengenal tumbuhan dan hewan laut, dan pendidikan cinta alam. Selain itu terumbu karang berperan juga sebagai sarana penelitian.

2.      Sarana Rekreasi Masyarakat
            Terumbu karang dengan keindahannya dapat dijadikan sarana rekreasi oleh masyarakat.

2.1. 3. Penyebab Pemutihan Karang
            Pemutihan terumbu karang atau coral bleaching adalah perubahan warna pada jaringan karang dari yang semula berwarna kecoklat-coklatan atau kehijau-hijauan berubah menjadi putih pucat. Coral bleaching merupakan peristiwa lepasnya alga yang bersimbiosis (zooxanthela) yang merupakan tempat bergantungnya polip karang untuk mendapatkan makanan.
            Tekanan penyebab keputihan antara lain tingginya suhu air laut yang tidak normal, tingginya tingkat sinar ultraviolet, kurangnya cahaya, tingginya tingkat kekeruhan dan sedimentasi air, penyakit, kadar garam yang tidak normal dan polusi. Mayoritas pemutihan karang secara besar-
10
besaran dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini berhubungan dengan peningkatan suhu permukaan laut (SPL) dan khususnya pada Hot Spots HotSpot adalah daerah dimana SPL naik hingga melebihi maksimal perkiraan tahunan (suhu tertinggi pertahun dari rata-rata selama 10 tahun) di lokasi tersebut. Apabila Hot Spot dari 1°C di atas maksimal tahunan bertahan selama 10 minggu atau lebih, pemutihan pasti terjadi.
2. 1. 4. Dampak Pemutihan Karang
a. Efek jangka pendek
1. Asosiasi karang.
Pemutihan dan kematian karang dapat berimbas pada berbagai biota yang berasosiasi dengan karang tersebut. Jenis-jenis crustacea (misalnya Trapezia) yang bersimbiosis obligat dengan karang akan mati beberapa hari setelah karang memutih atau mati, terutama disebabkan karena suplai makanan (terutama mukus, detritus dan mikroorganisme) menjadi berkurang atau tidak lagi tersedia.
2. Pertumbuhan jaringan dan kerangka kapur
Bleaching dapat diartikan sebagai hilangnya warna pada karang yang disebabkan oleh hilangnya alga simbion (zooxanthellae) dari dalam tubuh karang.
Zooxanthellae menyuplai sekitar 95% produk fotosintesisnya (berupa asam amino, gula, karbohidrat, dan peptida-peptida pendek) kepada polip inang yang
11
menggunakan nutrisi tersebut untuk respirasi, pertumbuhan, dan penimbunan
CaCO3.
Oleh karena itu, hilangnya zooxanthellae dari polip karang akan berdampak pada penurunan kemampuan karang untuk bermetabolisme. Lebih lanjut, hal tersebut akan berdampak pada laju pertumbuhan jaringan dan kerangka kapur karang.
3. Penyakit 
Karang            yang memutih akan lebih rentan terhadap pertumbuhan alga yang berlebihan dan penyakit. Penyakit karang diketahui berhubungan dengan pemutihan dan/atau tekanan panas.
4. Kematian karang
Kematian karang akibat pemutihan bervariasi tergantung pada taksa yang mengalami pemutihan. Pada koloni yang besar, pemutihan biasanya terjadi secara parsial dan bagian koloni yang tidak mengalami pemutihan akan tetap hidup. Secara umum, kematian karang akibat pemutihan biasanya terjadi dalam skala kecil, dimana tidak semua koloni karang yang memutih akan mati dan hampir semua karang dapat pulih setelah memutih. Akan tetapi pada beberapa kasus, pemutihan seringkali diikuti oleh kematian missal koloni karang dalam skala yang luas.
12
b. Efek jangka panjang                                        
1. Reproduksi dan rekrutmen karang
Karang yang mampu pulih dari pemutihan umumnya tidak mengalami masalah reproduktif. Akan tetapi beberapa kasus menunjukkan bahwa koloni karang yang berhasil pulih seringkali mengalami penurunan kemampuan reproduksi. Hal tersebut diduga disebabkan oleh penurunan motilitas sperma karang sebagai akibat berkurangnya energi yang disebabkan oleh hilangnya zooxanthellae saat karang mengalami pemutihan.
2. Perubahan komunitas alga simbion
Pemutihan karang dapat terjadi pada keseluruhan koloni atau parsial. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan distribusi dan/atau zonasi Symbiodinium pada karang. Karena simbion yang berbeda menunjukkan respon yang berbeda terhadap tekanan lingkungan, distribusi keanekaragaman simbion di dalam dan antar koloni atau spesies dapat mempengaruhi pola pemutihan.






13


3. Efek terhadap fauna corallivore (pemakan karang)
Struktur komunitas terumbu karang dapat terpengaruh oleh perubahan kelimpahan dan diversitas fauna asosiasi saat terjadi pemutihan. Perbedaan kemampuan survival biota-biota corallivore tersebut disebabkan oleh penurunan kelimpahan mangsanya.
4. Efek terhadap ikan karang
Kematian karang akibat pemutihan juga dapat mempengaruhi struktur komunitas ikan karang. Beberapa spesies ikan akan mati atau mengalami penurunan populasi pada beberapa minggu setelah terjadinya kematian karang. hal tersebut disebabkan karena berkurangnya karang yang menjadi mangsanya. Hal sebaliknya terjadi pada ikan-ikan herbivore (misalnya Siganidae) yang mengalami peningkatan populasi setelah terjadi pemutihan, yang mana diduga disebabkan oleh melimpahnya alga yang melakukan kolonisasi pada rangka karang yang mati.

2. 1. 5. Pemutihan karang di Indonesia
Pemutihan karang atau coral bleaching melanda koloni koral di beberapa lokasi perairan Indonesia. Terumbu karang di perairan Pulau Sironjong Gadang, Sumatera Selatan, yang masuk wilayah wisata bawah laut Mandeh, memutih. Fenomena ini diduga akibat kenaikan suhu air laut.
14
“Di perairan Mandeh baru pertama kali terjadi,” kata Indrawadi, peneliti terumbu karang dari Universitas Bung Hatta, Padang, Selasa pekan lalu.
Pemutihan karang di perairan Mandeh pertama kali terpantau pada 26 Februari 2016. Sebelumnya, pada 1998 dan 2010, pemutihan karang pernah terjadi di kawasan Pulau Pandan dan Pulau Pieh di Pariaman.
Di perairan Kasiak, Pariaman, pemutihan sudah terjadi sejak Mei 2015. Koloni karang di perairan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, juga mengalami hal serupa.

             Fenomena ini sudah diprediksi sejak akhir tahun lalu. Reef Check Indonesia sudah mengeluarkan peringatan akan terjadinya pemutihan karang. Hal ini berkaitan dengan kenaikan suhu air laut yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Puncaknya diperkirakan terjadi pada April ini.
Data National Ocean Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan suhu air laut di sebagian wilayah Indonesia akan meningkat di atas rata-rata hingga pertengahan 2016. Tekanan panas dapat merusak kloroplas yang merupakan perangkat tumbuhan melakukan proses fotosintesis.
Saat terjadi pemutihan, terumbu karang berpotensi mati secara massal. Perubahan suhu menyebabkan polip karang kehilangan alga simbiotik zooxantela di dalamnya.
15
Fenomena pemutihan karang juga terjadi secara global. Koloni koral seluas hampir 12 ribu kilometer persegi di Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia mengalaminya. NOAA bahkan menetapkan kondisi darurat. Ini adalah coral bleaching massal ketiga setelah 1998 dan 2010.
2. 2. Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis adalah tempat wisata terbaik untuk menikmati sunset sambil having fun menaklukkan gundukan pasir dengan ATV (All-terrain Vechile) ataupun menyusuri pantai dengan bendi dalam senja yang romantis.

2. 2. 1. Sejarah Parangtritis
Orang Indonesia memang menyukai hal-hal yang berhubungan dengan mitos. Hampir setiap tempat terkenal yang ada di Indonesia memiliki mitosnya tersendiri. Sebut saja salah satunya mitos roro jonggrang di Candi  di Telaga Sarangan Magetan, juga ada mitos tentang ular naga.
Orang Indonesia, dan dalam hal ini Jawa, dan lebih khusus lagi orang Jogja tentu sudah mengenal mitos mengenai pantai parangtritis dan kerajaan jin yang dipimpin seorang ratu bernama Nyi Roro Kidol.
Menurut sejarahnya awal mula penamaan pantai Parangtritis ini adalah saat seorang pelarian dari kerajaan Majapahit yang sampai

16
di daerah laut berombak besar. Dia bersemedi di tempat itu. Banyak air yang “tumaritis” atau
 menetes dari “parang” atau celah-celah batu karang. Ia pun lalu menamainya sebagai parangtritis, atau berarti air yang menetes dari celah batu karang.
Raja-raja jawa dipercaya memiliki hubungan khusus dengan sang penguasa laut selatan yaitu Nyi Roro Kidul. Hubungan itu dipercaya berlangsung hingga sekarang. Bahwa pembangunan keraton pun di selaraskan dengan pantai selatan. Menurut salah satu cerita, hubungan keraton serta raja-raja Jawa dengan Nyi Roro Kidul berawal dari semedi Panembahan Senopati, Sang pendiri Kerajaan Mataram Islam yang saat bersemedi di laut selatan bertemu dengan Nyi Roro Kidul. Terjalin hubungan cinta diantara keduanya dan Nyi Roro Kidul pun kemudian berjanji akan membantu dan terus berhubungan dengan Keturunan dari Panembahan Senopati.





    

17


2. 2. 2. Letak dan lokasi Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis terletak 27 kilometer kearah selatan dari pusat kota Jogja. Bila sobat berkendara sendiri, cari saja jalan yang menuju kea rah jalan parangtritis. Sesampainya di jalan itu, sobat tinggal lurus terus ke selatan mengikuti aspal, dan sobat akan segera sampai di kawasan wisata pantai parangtritis.
Terletak di kawasan paling selatan pulau Jawa, pantai parangtritis terhubung dengan samudra hindia. Suasana panas namun dengan hembusan angina kencang akan menyapa sobat saat sobat berada di kawasan objek wisata pantai Parangtritis ini.

2. 2. 3. Fasilitas wisata Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis, atau Parangtritis beach kata orang bule, terus mengembangkan diri. Sekarang ada banyak aktifitas yang bisa sobat lakukan di sekitar objek wisata pantai parangtritis ini. Yang klasih dan tentu khas jogja tentunya adalah menaiki andong di sepanjang bibir pantai. Untuk kesan adventure, bisar gaul tentu sobat licious akan naik motor ATV yang bisa disewa. Dan untuk yang lebih menantang lagi, kini juga ada wisata paralayang parangtritis. Untuk yang satu ini sobat harus terlebih dahulu naik ke bukit paralayang di dekat pantai parangtritis.

18
Hotel dan penginapan pun banyak di sekitar pantai Parangtritis. Penginapan murah di pantai parangtritis bosa sobat temui begitu memasuki objek wisata.
Soal makanan sobat bisa menikmati makan di warung-warung di pinggir pantai sambil mata menikmati gulungan ombak, telinga mendengar suaranya, dan menikmati hebusan angina di kulit. Minum es kelapa tentu menjadi pilihan di sinag hari. Saat malam menikmati jagung bakar di pinggir pantai adalah hal yang bisa dilakukan sebelum tidur.
2. 2. 4. Gumukan pasir di Pantai Parangtritis
Bagaikan torehan seni oleh alam, ketika memasuki kawasan gumuk pasir di Parangtritis akan terlihat medan pasir dengan ukiran dan gundukan-gundukan pasir dengan berbagai bentuk dan ukuran. Bagaikan tumpukan pasir yang sengaja dibentuk oleh alam, ada yang menyerupai bulan sabit, melintang searah garis pantai bahkan ada yang berbentuk bintang. Bentuk gumuk pasir itu dipengaruhi oleh arah angin, serta penghalang material pembentuk berupa vegetasi.
2. 3. Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini
19
terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.
Penyebutan nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya,
Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI Jakarta, Daerah Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi Bali. Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar termasuk bencana gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006, erupsi Gunung Merapi selama Oktober-November 2010, serta erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur pada tanggal 13 Februari 2014.







20
BAB III
METODOLOGI OBSERVASI

3. 1. Rancangan Peneletian/Observasi
      1. Metode Kualitatif
 Penelitian kualitatif' adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

2. Metode Observasi
Metode Observasi ialah pengamatan langsung menggunakan alat indera atau alat bantu untuk penginderaan suatu subjek atau objek. Observasi juga
21
merupakan basis sains yang dilakukan dengan menggunakan panca indera atau instrument sebagai alat bantu penginderaan.
     
3. Metode Literatur
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs internet yang mendukung dan menunjang dalam pembuatan TAS dan penyusunan laporan, sekaligus dijadikan sebagai landasan dalam penulisan laporan TAS.
3. 2. Ruang Lingkup
Waktu                         : 10 Februari 2016
Tempat            : Parangtritis yang  terletak di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah
                          Istimewa Yogyakarta, Indonesia.

3. 3. Subjek Observasi
Terumbu Karang di Pantai Parangtritis.

3. 4. Instrument Observasi
       1. Susunan Pertanyaan:
a) menurut bapak bagaimana kondisi sumber daya laut di laut Parangtritis saat ini?
22
            b) apakah kondisinya dari tahun ketahun membaik atau justru memburuk?
c) apakah pernah terjadi kerusakan yang sangat parah di laut Parangtritis ini terutama pada kondisi terumbu karang nya? Jika iya, apa penyebabnya?
d) bagaimana tanggapan bapak pribadi dalam mengahadapi persoalan kerusakan sumber daya laut seperti ini?
e) apakah pernah ada, cara penanggulangan yang dilakukan pemerintah setempat dalam mengatasi berbagai kerusakan sumber daya laut di laut Parangtritis ini?
f) apa upaya yang dilakukan pemerintah setempat dalam menjaga kualitas laut di laut Parangtritis ini?
g) adakah larangan pemerintah setempat dalam mengatasi oknum oknum yang berbuat licik dalam penangkapan hasil laut yang dapat membahayakan kualitas sumber dayanya? Seperti contohnya peraturan Undang Undang dan denda
h) apakah hasil laut disini menjadi prioritas utama pengasilan ekonomi   bagi bapak?
i) jika iya, bagaimana cara bapak mengatasinya apabila swaktu waktu pengasilan bapak ini menghilang akibat penghabisan maupun kerusakan sumber daya di laut ini?
23
       2. Wawancara dengan nelayan dan penduduk sekitar
       3. Dokumentasi (  terlampir pada gambar 1, 2,3 dan 4)
3. 5. Prosedur dan Teknik Wawancara
         1. Menggunakan orang disekitar Pantai Parangtritis (nelayan,penduduk)
         2.  Mengajukan pertanyaan sesuai susunan pertanyaan.











24
BAB IV
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

4. 1. Hasil Penelitian
Rencana penelitian tidak sesuai dengan kenyataan,karena terkendala oleh situasi dan kondisi,sehingga salah satu dari teknik penelitian dalam bentuk wawancara tidak dapat kami laksanakan.oleh karena itu di dalam bab.III ini,kami hanya akan menguraikan pembahasan dari hasil observasi dan litelatur.

4. 2. Pemutihan Karang di Pantai Parangtritis
Pemutihan karang di pantai parangtritis pada saat ini tidak terlalu parah/atau masih berskala kecil, akan tetapi jika dibiarkan secara terus menerus maka akan terjadi dan mencapai skala besar.

4. 3. Upaya Pelestarian dan Penanggulangan Pemutihan Karang di Pantai Parangtritis
Untuk saat ini upaya pelestarian dan penanggulangan Pemutihan Karang di Pantai Parangtritis belum ada, akan tetapi di wilayah indonesia itu sendiri sudah dilakukan beberapa upaya, antara lain :
1) Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat.
Upaya untuk meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu karang dan mengajak  masyarakat untuk
25
berperan serta aktif dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan terumbu karan
2)    Pengelolaan Berbasis Masyarakat.
                  Menerapkan pengetahuan dan teknologi rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara lestari.

                  3) Penelitian, Monitoring dan Evaluasi
Dalam kaitan ini akan dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi terumbu karang dengan membangun simpul-simpul di beberapa propinsi.  Kegiatan ini akan diawasi langsung oleh LIPI yang telah memiliki stasiun-stasiun di beberapa tempat, seperti : Biak, Ambon dan Lombok.




26
BAB V
PENUTUP

5. 1. Simpulan             
keberadaan terumbu karang di dunia khususnya di Indonesia mulai terancam.
  1. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae
  2. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penting, karena tempat tinggal biota laut.
3.      Zooxanthellae secara ilmiah adalah organisme mikroalga yang uniseluler, memiliki warna kuning sedikit kecoklatan, dan memiliki kemampuan untuk hidup di dalam jaringan hewan atau tumbuhan, dimana mereka saling bersimbiosis mutualisme satu sama lain.
4.      Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi bagi mahluk hidup
  1. Perubahan iklim merupakan faktor paling dominan dalam perusakkan terumbu karang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus lebih mencintai lingkungan.
  2. Ancaman utama pada umumnya terhadap terumbu karang adalah kembali lagi pada pemutihan karang ( coral bleaching ) akibat pemanasan global

27
  1. Cara pencegahan untuk mengurangi pencemaran dan kerusakan terhadap terumbu karang dapat dilakuakn dengan dua hal yaitu dengan Zonasi dan Rehabilitasi.
  2. Pemutihan karang di pantai Parangtritis masih dalam skala kecil pada tingkat yang belum membahayakan,oleh karena itu pemerintah setempat melalui koordinasi pengelola pantai Parangtritis melakukan antisifasi berupa pencegahan untuk menghidari terjadinya pemutihan dengan cara mengikut sertakan fartisipasi masyarakat,monitoring dan evaluasi pantai Parangkritis secara kontinu.
5.2  Saran

1)      Untuk pelajar
senantiasa lebih peduli terhadap lingkungan sekeliling kita, terutama tentang keberadaan terumbu karang yang mulai terancam dengan adanya pemanasan global (Global warning).
           
2)      Untuk Sekolah
Sekolah diharapkan untuk terus melakukan kegiatan observasi lapangan setiap tahunnya agar setiap generasi dapat mengetahui perkembangan terumbu karang khususnya di pantai Parangtritis dan pantai sekitarnya.
        
3)      Untuk Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
Hendaknya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan pelestarian terumbu karang di Pantai Parangtritis dan pantai sekitarnya.

28
          
4)      Untuk Pemerintah melalui Kementrian Kelautan
            Untuk Bapak/Ibu mentri terhormat jagalah laut indonesia mulai dari
            sumberdaya, kekayaan alam yang ada didalamnya. Karena negara ini kaya
            akan SDA Laut yang sangat melimpah, dan keanekaragaman yang sangat
             banyak didalamnya.




29
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. 2013. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://www.seorangpelajar.com/2015/11/makalah-pantai-parangtritis.html?m=0
https://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang
https://tonimpa.wordpress.com/2013/12/18/makalah-terumbu-karang/
http://www.astalog.com/7070/klasifikasi-terumbu-karang.htm
https://kvp2131tika.wordpress.com/coral/pelestarian-terumbu-karang/
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/14/05/18/n5rk43-enam-cara-jaga-kelestarian-terumbu-karang
http://faridmuzaki.blogspot.co.id/2011/01/biologi-dan-ekologi-pemutihan-karang.html
https://alamendah.org/2015/07/23/manfaat-terumbu-karang-bagi-manusia-dan-lingkungan/
https://alamendah.org/2015/01/20/pemutihan-terumbu-karang-makin-mengancam/
https://m.tempo.co/read/news/2016/04/13/061762228/dunia-alami-darurat-pemutihan-karang
30
http://www.jogja.co/gumuk-pasir-parangkusumo-hanya-ada-dua-di-dunia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif




31
LAMPIRAN
           






Gambar 1. Pandan Laut              Gambar 2. Cemara Udang








     Gambar 3. Situasi Penjualan Cendera mata di Pantai    Parangtritis

32





Gambar 4. Peneliti observasi Pemutihan Terumbu Karang di Pantai Parangtritis

RIWAYAT HIDUP PENELITI PEMUTIHAN TERUMBU KARANG DI PANTAI PARANG TRITIS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Nama              : EDWAR ALAMSYAH
TTL                : Bogor, 10 Maret 1999
Motto Hidup  :  “PINTAR, GA NGEJAMIN MASA DEPAN.”

Nama                : YAHYA AHMAD
TTL                  : Jakarta, 5 April 1999
Motto Hidup    : “MAN JADDA WA JADA. MAN SHABARA ZAHAFIRA.”

Nama                : M. DIKI PAMUNGKAS
TTL                  : Bogor, 05 Oktober 1998
Motto Hidup    : U.D.I (USAHA, DOA, IBADAH).”

Nama                : SILVIA SANDI YUDHA
TTL                  : Bogor, 20 April 1999
Motto Hidup    : ‘‘NO NEED TRYING TO BE OTHER PEOPLE” 

Nama                : IKE FEJRYATI
TTL                  : Bogor, 12 Desember 2000
Motto Hidup    :“DALAM HIDUP JADILAH DIRI SENDIRI, KARENA ITU LEBIH
    BAIK”

Nama                : KARISMA SUPIA ANDINI
TTL                  : Bogor, 24 Maret 1999
Motto Hidup    :  “ SEMANGAT TERUS J.”

Nama                : WINDA SHAVIRA
TTL                  : Bogor, 11 Januari 1999
Motto Hidup    : “ JADI MEMBER JKT 48.

Komentar