Contoh Karya Tulis Ilmiah pemutihan karang di laut parangtritis
assalamualaikum temen2... disini gw mau berbagi experience atau pengalaman gw dalam membuat sebuah Karya Tulis Ilmiah, dan sebelum nya gw mau berterimakasih banget sama kelompok/team kerja gw yang udah banyak membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, Karya Tulis ini kami buat ketika kami melaksanakan Study Tour di DI.Yogyakarta dan kami di haruskan melakukan study lapangan/observasi lapangan untuk memenuhi kebutuhan nilai kami, selamat membaca dan semoga bermanfaat :) kalo ada yang mau ditanyakan silahkan komen di kolom komentar ya.
Mengetahui/Menyetujui
28
PEMUTIHAN
KARANG DI LAUT PARANGTRITIS
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
(
sebuah tinjauan biologi terhadap batu karang di laut )
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
Diajukan sebagai
salah satu syarat melengkapi laporan studi lapangan
pada
SMA Negeri 1 Tamansari
Disusun oleh :
KELOMPOK 17 MIPA
Anggota :
Edwar
Alamsyah NIS :
14xxxxxx
Ike Fejryati NIS : 14xxxxxx
Karisma Supiya
Andini NIS : 14xxxxxx
M. Diki.
Pamungkas NIS : 14xxxxxx
Silvia Sandi
Yudha NIS : 14xxxxxx
Winda
Shavira NIS : 14xxxxxx
Yahya
Ahmad NIS : 14xxxxxx
SMA NEGERI 1
TAMANSARI
2015 – 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Observasi Lapangan kami yang berjudul “ Pemutihan Karang Di Laut Parangtritis
Daerah Istimewa Yogyakarta “ telah disahkan dan disetujui pada
Tanggal :
Oleh
:
Pembimbing Penguji
Rachmawati, S.Pi Dra. HJ. Mimin Ruminsih, M.Pd
NIP. NIP.
Mengetahui/Menyetujui
Kepala SMA Negeri 1 Tamansari
Drs. Ayep Rahmat MW., M.Pd.
NIP.
i
MOTTO
“ Bermimpilah setinggi langit, jika engkau
terjatuh, engkau akan terjatuh diantara hamparan para bintang “
Ir.Soekarno
“ Aku gagal dalam beberapa mata pelajaran di
ujian, tetapi temanku berhasil mengerjakan semuanya. Sekarang ia adalah seorang
insinyur di microsoft, dan aku adalah pemilik microsoft “
Bill Gates
“ Tidak ada hal yang menghianati
suatu usaha “
Alberst Einstein
PERSEMBAHAN
Kami
persembahkan, karya ini untuk keluarga besar SMAN 1 Tamansari
ii
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah. SWT yang
maha pengasih dan lagi maha penyayang, kita panjatkan puji dan syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Observasi Lapangan kami
mengenai Pemutihan Karang akibat pemanasan global, tepat pada waktunya.
Kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan observasi dan menyusun
laporan ini, khususnya :
1. Bapak
Drs. Ayep Rahmat MW., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Tamansari,
2. Ibu
Rachmawati S.Pi selaku guru pembimbing kegiatan observasi lapangan, sekaligus
penguji ,II
3. Ibu
Dra. Hj. Mimin Ruminsih, M.Pd, selaku penguji I
4. Bapak
Rully S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia,
5. Semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan ini.
Terlepas
dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan observasi lapangan ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik yang membangun demi kemajuan berikutnya.
Akhir kata kami berharap semoga
laporan observasi lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan
khususnya penyusun.
Bogor, 25 April 2016
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR
PENGESAHAN ....................................................................... i
MOTO DAN
PERSEMBAHAN ................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI
.............................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang
.......................................................................... 1
1.2 Tujuan Observasi
...................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 3
2. 1 Terumbu Karang
...................................................................... 3
2.
1. 1 Klasifikasi
..................................................................... 5
2.
1. 2 Manfaat .......................................................................... 7
2.
1. 3 Penyebab Pemutihan Karang ......................................... 10
2. 1. 4 Dampak pemutihan Karang
........................................... 11
2. 1. 5 Pemutihan Karang di Indonesia
..................................... 14
2. 2 Parangtritis
............................................................................... 16
2.
2. 1 Sejarah Parangtritis ........................................................
16
2. 2. 2 Letak dan Lokasi Pantai Parangtritis
............................ 18
2. 2. 3 Fasilitas Wisata Pantai Parangtrtis
..................................18
2. 2. 4 Gumukan Pasir Pantai Parangtritis
................................ 19
iv
2. 3 Daerah Istimewa Yogyakarta
..................................................19
BAB III METODOLOGI OBSERVASI
................................................... 21
3. 1 Rancangan Peneletian
............................................................. 21
3. 2 Ruang Lingkup
....................................................................... 22
3. 3 Subjek Observasi
.................................................................... 22
3. 4 Instrumen Observasi
............................................................... 22
3. 5 Prosedur dan Teknik Wawancara
........................................... 24
BAB IV HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
........................... 25
4. 1 Hasil Wawancara
................................................................ 25
4. 2 Pemutihan Karang Di
Parangtritis ...................................... 25
4. 3 Upaya Pelestarian Di
Parangtritis ....................................... 25
BAB V PENUTUP
.................................................................................... 27
5. 1 Simpulan
............................................................................ 27
5. 2 Saran
.................................................................................. 28
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................ 30
LAMPIRAN
.............................................................................................. 32
RIWAYAT HIDUP
v
BAB
I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah
Suhu
rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa,
"sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar di sebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca”.
Salah satu dampak dari pemanasan
global, yaitu naiknya suhu permukaan air laut (SPL). Secara tidak langsung
naiknya suhu permukaan air laut mempengaruhi biota/kehidupan yang ada di
dalamnya. Terumbu karang akan mendapatkan dampak yang cukup besar dari naiknya
suhu permukaan air laut.
Di Indonesia itu sendiri, memiliki wilayah
lautan yang sangat luas dan juga memiliki pantai yang sangat banyak. Khususnya
di pulau jawa, terdapat banyak pantai yang terkenal dengan beragam model dan
jenis yang beraneka ragam. Salah satunya adalah pantai Parangtritis yang berada
di daerah istimewa yogyakarta yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki
gumukan pasir yang
1
besar
dan tinggi.Disamping itu kita juga sekalian ingin mengetahui seberapa besar
dampak dari global warming terhadap pantai parang tritis khususnya terumbu
karang yang terdapat di dalamnya.
1.
2 Tujuan
Tujuan Teoritis :
1. mengetahui
definisi terumbu karang
2. mengetahui
klasifikasi terumbu karang
3. mengetahui
manfaat terumbu karang
4. mengetahui
faktor-faktor penyebab pemutihan terumbu karang
Tujuan
Praktis :
1. mengetahui
upaya penanggulangan pemutihan terumbu karang
2. mengetahui
pembudidayaan terumbu karang
2
BAB
II
LANDASARAN
TEORI
2. 1. Terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang
disebut zooxanthellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria
kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas
Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau
Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.
Koloni
karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang
terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan
mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada
kebanyakan Spesies, satu
individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut
koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat
menghasilkan kapur (CaCO3). Terumbu karang merupakan habitat bagi
berbagai spesies tumbuhan
laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut
lainnya yang belum diketahui.
3
Berikut klasifikasi
karang:
Filum
: Cnidaria
Ordo
: Scleractini
Sub
kelas :
Octocorallia dan Hexacorallia
Kelas
: Nthozoa
Habitat
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih
terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m dibawah permukaan
laut. Beberapa tipe terumbu
karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun
terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak
membentuk karang.
Ekosistem
terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas,
sedimentasi, Eutrofikasidan
memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu
lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral
bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan tersebut,
rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di atas
suhu normal.
4
2.
1. 1. Klasifikasi
a. Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur :
Karang hermatipik
Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk
bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan
di daerah tropis.
b. Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh :
1) Terumbu (reef)
Endapan
masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3),
yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga
berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca.
2) Karang (koral)
3) Karang terumbu
Pembangun
utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic
coral) atau karang yang menghasilkan kapur.
4) Terumbu karang
Ekosistem
di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur
(CaCO3).
5
c. Berdasarkan letak :
1)Terumbu karang tepi
Terumbu
karang tepi atau karang penerus atau fringing
reefs adalah jenis terumbu
karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang
terletak di daerah tropis.
2)Terumbu karang penghalang
Terumbu
karang penghalang atau barrier
reefs menyerupai terumbu
karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu
karang ini terletak sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi
oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter.
d. Berdasarkan zonasi
:
1)Terumbu yang menghadap angin
Terumbu
yang menghadap angin (Windward reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah
datangnya angin. Zona ini diawali oleh lereng
terumbu yang menghadap ke arah laut lepas.
2) Terumbu yang membelakangi angin
Terumbu
yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi yang membelakangi
arah datangnya angin.
6
2.
1. 2. Manfaat
a. Manfaat Terumbu Karang Secara Ekologi.
Ekologi dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara ekologi, terumbu karang memiliki manfaat antara lain :
1. Penunjang
Kehidupan
secara
langsung terumbu karang menjadi penunjang kehidupan berbagai jenis makhluk
hidup yang ada di sekitarnya. Terumbu karang menyediakan tempat tinggal,
mencari makan, dan berkembang biak bagi berbagai biota laut. Rusaknya terumbu
karang akan berpengaruh langsung bagi kelangsungan hidup dan kelestarian
berbagai hewan dan tumbuhan di laut.
2. Sumber Keanekaragaman Hayati yang Tinggi
Terumbu
karang menjadi ekosistem dengan biodiversitas (keanekaragaman hayati) yang tertinggi dibanding ekosistem laut lainnya.
Dengan tingkat biodiversitas yang tinggi maka terumbu karang menjadi sumber
keanekaragaman genetik dan spesies. Keanekaragaman genetik menjadikan
ditemukannya keberagaman variasi maskhluk hidup yang memiliki ketahanan hidup
yang lebih tinggi. Sedang keanekaragaman spesies berarti akan semakin banyak
jenis biota yang dapat dimanfaatkan
7
3. Pelindung Pantai dan Pesisir
Terumbu
karang, padang lamun, dan hutan bakau merupakan ekosistem yang saling terkait dalam melindungi
pantai dan daerah pesisir. Terumbu karang mampu memperkecil energi ombak yang
menuju ke daratan.
4.
Mengurangi Pemanasan
Global
Gas CO2,
selain diserap oleh hutan, juga diserap oleh air laut. Malalui reaksi kimia dan
batuan karang, CO2 akan diubah menjadi zat kapur yang bahan baku terumbu. Dalam
proses yang disebut sebagai kalsifikasi ini, karang dibantu oleh zooxanthellae,
tumbuhan bersel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang.
b. Secara Ekonomi, manfaat Terumbu Karang bagi Masyarakat :
1. Sumber Makanan
Terumbu
karang menjadi tempat hidup dan berkembang biak berbagai biota laut. Tidak
sedikit diantara biota tersebut yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber
makanan oleh manusia. Seperti rumput laut yang dijadikan agar-agar, berbagai jenis ikan, udang,
kepiting, dan teripang.
8
2. Sumber Bahan Dasar untuk Obat dan Kosmetik
Berbagai
jenis alga dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik dan bahan pembungkus kapsul.
3. Sebagai Objek Wisata
Keindahan
ekosistem terumbu karang membuat takjub wisatawan. Berbagai kawasan terumbu
karang dijadikan Taman Laut, lokasi
snorkeling dan menyelam, dan
wisata laut lainnya.
4. Sumber Mata Pencaharian
Pengembangan
terumbu karang ,menjadi objek wisata pun mampu menciptakan berbagai lapangan
pekerjaan bagi masyarakat mulai dari pemandu wisata, penginapan, penyewaan
kapal, warung makan dan cinderamata, serta profesi-profesi lainnya.
5. Sumber Bibit Budidaya
Berbagai
jenis ikan, teripang, dan rumput laut yang hidup di terumbu karang dapat
dimanfaatkan sebagai bibit untuk budidaya.
9
c. Secara
Sosial, Terumbu Karang memiliki manfaat antara lain :
1. Penunjang Kegiatan Pendidikan dan Penelitian
Terumbu
karang bermanfaat dalam kegiatan pendidikan terutama untuk mengenal ekosistem
pesisir, mengenal tumbuhan dan hewan laut, dan pendidikan cinta alam. Selain
itu terumbu karang berperan juga sebagai sarana penelitian.
2. Sarana Rekreasi Masyarakat
Terumbu
karang dengan keindahannya dapat dijadikan sarana rekreasi oleh masyarakat.
2.1. 3. Penyebab Pemutihan Karang
Pemutihan
terumbu karang atau coral bleaching adalah
perubahan warna pada jaringan karang dari yang semula berwarna
kecoklat-coklatan atau kehijau-hijauan berubah menjadi putih pucat. Coral bleaching merupakan peristiwa lepasnya alga yang
bersimbiosis (zooxanthela) yang merupakan tempat
bergantungnya polip karang untuk mendapatkan makanan.
Tekanan
penyebab keputihan antara lain tingginya suhu air laut yang tidak normal,
tingginya tingkat sinar ultraviolet, kurangnya cahaya, tingginya tingkat
kekeruhan dan sedimentasi air, penyakit, kadar garam yang tidak normal dan
polusi. Mayoritas pemutihan karang secara besar-
10
besaran dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini berhubungan
dengan peningkatan suhu permukaan laut (SPL) dan khususnya pada Hot Spots. HotSpot adalah daerah dimana SPL naik hingga melebihi maksimal
perkiraan tahunan (suhu tertinggi pertahun dari rata-rata selama 10 tahun) di
lokasi tersebut. Apabila Hot
Spot dari 1°C di atas maksimal tahunan bertahan selama 10 minggu
atau lebih, pemutihan pasti terjadi.
2. 1. 4. Dampak Pemutihan
Karang
a. Efek jangka pendek
1. Asosiasi karang.
Pemutihan dan kematian karang dapat
berimbas pada berbagai biota yang berasosiasi dengan karang tersebut.
Jenis-jenis crustacea (misalnya Trapezia) yang bersimbiosis obligat
dengan karang akan mati beberapa hari setelah karang memutih atau mati,
terutama disebabkan karena suplai makanan (terutama mukus, detritus dan
mikroorganisme) menjadi berkurang atau tidak lagi tersedia.
2. Pertumbuhan jaringan dan kerangka
kapur
Bleaching dapat
diartikan sebagai hilangnya warna pada karang yang disebabkan oleh hilangnya
alga simbion (zooxanthellae) dari dalam tubuh karang.
Zooxanthellae menyuplai sekitar 95% produk
fotosintesisnya (berupa asam amino, gula, karbohidrat, dan peptida-peptida pendek)
kepada polip inang yang
11
menggunakan nutrisi tersebut untuk respirasi,
pertumbuhan, dan penimbunan
CaCO3.
Oleh karena itu, hilangnya
zooxanthellae dari polip karang akan berdampak pada penurunan kemampuan karang
untuk bermetabolisme. Lebih lanjut, hal tersebut akan berdampak pada laju
pertumbuhan jaringan dan kerangka kapur karang.
3. Penyakit
Karang
yang memutih akan lebih rentan terhadap pertumbuhan alga yang berlebihan dan
penyakit. Penyakit karang diketahui berhubungan dengan pemutihan dan/atau
tekanan panas.
4. Kematian
karang
Kematian karang akibat pemutihan
bervariasi tergantung pada taksa yang mengalami pemutihan. Pada koloni yang
besar, pemutihan biasanya terjadi secara parsial dan bagian koloni yang tidak
mengalami pemutihan akan tetap hidup. Secara umum, kematian karang akibat
pemutihan biasanya terjadi dalam skala kecil, dimana tidak semua koloni karang
yang memutih akan mati dan hampir semua karang dapat pulih setelah memutih.
Akan tetapi pada beberapa kasus, pemutihan seringkali diikuti oleh kematian
missal koloni karang dalam skala yang luas.
12
b. Efek
jangka panjang
1. Reproduksi dan rekrutmen karang
Karang yang mampu pulih dari
pemutihan umumnya tidak mengalami masalah reproduktif. Akan tetapi beberapa
kasus menunjukkan bahwa koloni karang yang berhasil pulih seringkali mengalami
penurunan kemampuan reproduksi. Hal tersebut diduga disebabkan oleh penurunan
motilitas sperma karang sebagai akibat berkurangnya energi yang disebabkan oleh
hilangnya zooxanthellae saat karang mengalami pemutihan.
2. Perubahan komunitas alga simbion
Pemutihan karang dapat terjadi pada
keseluruhan koloni atau parsial. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan
distribusi dan/atau zonasi Symbiodinium pada karang. Karena simbion yang
berbeda menunjukkan respon yang berbeda terhadap tekanan lingkungan, distribusi
keanekaragaman simbion di dalam dan antar koloni atau spesies dapat
mempengaruhi pola pemutihan.
13
3. Efek
terhadap fauna corallivore (pemakan karang)
Struktur komunitas terumbu karang
dapat terpengaruh oleh perubahan kelimpahan dan diversitas fauna asosiasi saat
terjadi pemutihan. Perbedaan kemampuan survival biota-biota corallivore
tersebut disebabkan oleh penurunan kelimpahan mangsanya.
4. Efek terhadap ikan karang
Kematian karang akibat pemutihan
juga dapat mempengaruhi struktur komunitas ikan karang. Beberapa spesies ikan
akan mati atau mengalami penurunan populasi pada beberapa minggu setelah
terjadinya kematian karang. hal tersebut disebabkan karena berkurangnya karang
yang menjadi mangsanya. Hal sebaliknya terjadi pada ikan-ikan herbivore
(misalnya Siganidae) yang mengalami peningkatan populasi setelah terjadi
pemutihan, yang mana diduga disebabkan oleh melimpahnya alga yang melakukan
kolonisasi pada rangka karang yang mati.
2. 1. 5. Pemutihan
karang di Indonesia
Pemutihan karang atau coral
bleaching melanda koloni koral di beberapa lokasi perairan Indonesia.
Terumbu karang di perairan Pulau Sironjong Gadang, Sumatera Selatan, yang masuk
wilayah wisata bawah laut Mandeh, memutih. Fenomena ini diduga akibat kenaikan
suhu air laut.
14
“Di perairan Mandeh baru pertama
kali terjadi,” kata Indrawadi, peneliti terumbu karang dari Universitas Bung
Hatta, Padang, Selasa pekan lalu.
Pemutihan karang di perairan Mandeh pertama kali terpantau pada 26 Februari 2016. Sebelumnya, pada 1998 dan 2010, pemutihan karang pernah terjadi di kawasan Pulau Pandan dan Pulau Pieh di Pariaman.
Pemutihan karang di perairan Mandeh pertama kali terpantau pada 26 Februari 2016. Sebelumnya, pada 1998 dan 2010, pemutihan karang pernah terjadi di kawasan Pulau Pandan dan Pulau Pieh di Pariaman.
Di perairan Kasiak, Pariaman,
pemutihan sudah terjadi sejak Mei 2015. Koloni karang di perairan Kabupaten
Bulukumba, Sulawesi Selatan, juga mengalami hal serupa.
Fenomena ini sudah diprediksi sejak akhir tahun lalu. Reef Check Indonesia sudah mengeluarkan peringatan akan terjadinya pemutihan karang. Hal ini berkaitan dengan kenaikan suhu air laut yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Puncaknya diperkirakan terjadi pada April ini.
Data National Ocean Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan suhu air laut di sebagian wilayah Indonesia akan meningkat di atas rata-rata hingga pertengahan 2016. Tekanan panas dapat merusak kloroplas yang merupakan perangkat tumbuhan melakukan proses fotosintesis.
Fenomena ini sudah diprediksi sejak akhir tahun lalu. Reef Check Indonesia sudah mengeluarkan peringatan akan terjadinya pemutihan karang. Hal ini berkaitan dengan kenaikan suhu air laut yang dipengaruhi oleh perubahan iklim. Puncaknya diperkirakan terjadi pada April ini.
Data National Ocean Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan suhu air laut di sebagian wilayah Indonesia akan meningkat di atas rata-rata hingga pertengahan 2016. Tekanan panas dapat merusak kloroplas yang merupakan perangkat tumbuhan melakukan proses fotosintesis.
Saat terjadi pemutihan, terumbu
karang berpotensi mati secara massal. Perubahan suhu menyebabkan polip karang
kehilangan alga simbiotik zooxantela di dalamnya.
15
Fenomena pemutihan karang juga
terjadi secara global. Koloni koral seluas hampir 12 ribu kilometer persegi di
Samudra Atlantik, Pasifik, dan Hindia mengalaminya. NOAA bahkan menetapkan
kondisi darurat. Ini adalah coral bleaching massal ketiga
setelah 1998 dan 2010.
2. 2. Pantai
Parangtritis
Pantai Parangtritis adalah tempat
wisata terbaik untuk menikmati sunset sambil having fun menaklukkan gundukan
pasir dengan ATV (All-terrain Vechile) ataupun menyusuri pantai dengan bendi
dalam senja yang romantis.
2. 2. 1. Sejarah Parangtritis
Orang Indonesia memang menyukai hal-hal yang
berhubungan dengan mitos. Hampir setiap tempat terkenal yang ada di Indonesia
memiliki mitosnya tersendiri. Sebut saja salah satunya mitos roro jonggrang di
Candi di Telaga Sarangan Magetan, juga ada mitos tentang ular naga.
Orang
Indonesia, dan dalam hal ini Jawa, dan lebih khusus lagi orang Jogja tentu
sudah mengenal mitos mengenai pantai parangtritis dan kerajaan jin yang dipimpin
seorang ratu bernama Nyi Roro Kidol.
Menurut
sejarahnya awal mula penamaan pantai Parangtritis ini adalah saat seorang
pelarian dari kerajaan Majapahit yang sampai
16
di
daerah laut berombak besar. Dia bersemedi di tempat itu. Banyak air yang
“tumaritis” atau
menetes dari “parang” atau celah-celah batu
karang. Ia pun lalu menamainya sebagai parangtritis, atau berarti air yang
menetes dari celah batu karang.
Raja-raja
jawa dipercaya memiliki hubungan khusus dengan sang penguasa laut selatan yaitu
Nyi Roro Kidul. Hubungan itu dipercaya berlangsung hingga sekarang. Bahwa
pembangunan keraton pun di selaraskan dengan pantai selatan. Menurut salah satu cerita, hubungan keraton serta
raja-raja Jawa dengan Nyi Roro Kidul berawal dari semedi Panembahan Senopati,
Sang pendiri Kerajaan Mataram Islam yang saat bersemedi di laut selatan bertemu
dengan Nyi Roro Kidul. Terjalin hubungan cinta diantara keduanya dan Nyi Roro
Kidul pun kemudian berjanji akan membantu dan terus berhubungan dengan
Keturunan dari Panembahan Senopati.
17
2. 2. 2. Letak dan lokasi Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis terletak 27 kilometer kearah selatan dari
pusat kota Jogja. Bila sobat berkendara sendiri, cari saja jalan yang menuju
kea rah jalan parangtritis. Sesampainya di jalan itu, sobat tinggal lurus terus
ke selatan mengikuti aspal, dan sobat akan segera sampai di kawasan wisata
pantai parangtritis.
Terletak
di kawasan paling selatan pulau Jawa, pantai parangtritis terhubung dengan
samudra hindia. Suasana panas namun dengan hembusan angina kencang akan menyapa
sobat saat sobat berada di kawasan objek wisata pantai Parangtritis ini.
2. 2. 3. Fasilitas wisata Pantai Parangtritis
Pantai
Parangtritis, atau Parangtritis beach kata orang bule, terus mengembangkan
diri. Sekarang ada banyak aktifitas yang bisa sobat lakukan di sekitar objek
wisata pantai parangtritis ini. Yang klasih dan tentu khas jogja tentunya
adalah menaiki andong di sepanjang bibir pantai. Untuk kesan adventure, bisar
gaul tentu sobat licious akan naik motor ATV yang bisa disewa. Dan untuk yang
lebih menantang lagi, kini juga ada wisata paralayang parangtritis. Untuk yang
satu ini sobat harus terlebih dahulu naik ke bukit paralayang di dekat pantai
parangtritis.
18
Hotel dan penginapan pun
banyak di sekitar pantai Parangtritis. Penginapan murah di pantai parangtritis
bosa sobat temui begitu memasuki objek wisata.
Soal
makanan sobat bisa menikmati makan di warung-warung di pinggir pantai sambil
mata menikmati gulungan ombak, telinga mendengar suaranya, dan menikmati
hebusan angina di kulit. Minum es kelapa tentu menjadi pilihan di sinag hari.
Saat malam menikmati jagung bakar di pinggir pantai adalah hal yang bisa
dilakukan sebelum tidur.
2. 2. 4. Gumukan pasir di Pantai
Parangtritis
Bagaikan torehan seni oleh alam, ketika memasuki kawasan
gumuk pasir di Parangtritis akan terlihat medan pasir dengan ukiran dan
gundukan-gundukan pasir dengan berbagai bentuk dan ukuran. Bagaikan tumpukan
pasir yang sengaja dibentuk oleh alam, ada yang menyerupai bulan sabit,
melintang searah garis pantai bahkan ada yang berbentuk bintang. Bentuk gumuk
pasir itu dipengaruhi oleh arah angin, serta penghalang material pembentuk
berupa vegetasi.
2. 3. Daerah
Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah
Istimewa setingkat provinsi
di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa
Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa,
dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera
Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini
19
terdiri atas satu
kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438
desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa
dengan proporsi 1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki
kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.
Penyebutan
nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan
penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa
Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota
Yogyakarta sehingga secara
kurang tepat sering disebut dengan Jogja, Yogya,
Yogyakarta,
Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan daerah setingkat provinsi terkecil
kedua setelah DKI
Jakarta, Daerah
Istimewa ini terkenal di
tingkat nasional, dan internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata
andalan setelah Provinsi
Bali. Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar
termasuk bencana gempa bumi pada tanggal 27 Mei 2006, erupsi Gunung Merapi selama Oktober-November 2010, serta erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur pada tanggal 13 Februari 2014.
20
BAB III
METODOLOGI
OBSERVASI
3.
1. Rancangan Peneletian/Observasi
1. Metode Kualitatif
Penelitian
kualitatif' adalah penelitian
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam
penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori
yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari
data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan
suatu “teori”.
2. Metode Observasi
Metode
Observasi ialah pengamatan langsung menggunakan alat indera atau alat
bantu untuk penginderaan suatu subjek atau objek. Observasi juga
21
merupakan basis
sains yang dilakukan dengan menggunakan panca indera atau instrument sebagai
alat bantu penginderaan.
3. Metode Literatur
Merupakan metode
pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku dan situs-situs internet yang
mendukung dan menunjang dalam pembuatan TAS dan penyusunan laporan, sekaligus
dijadikan sebagai landasan dalam penulisan laporan TAS.
3. 2. Ruang
Lingkup
Waktu : 10 Februari 2016
Tempat : Parangtritis yang terletak di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
3. 3. Subjek
Observasi
Terumbu Karang di Pantai Parangtritis.
3. 4. Instrument
Observasi
1.
Susunan Pertanyaan:
a) menurut bapak bagaimana kondisi sumber daya laut di laut
Parangtritis saat ini?
22
b) apakah
kondisinya dari tahun ketahun membaik atau justru memburuk?
c) apakah pernah terjadi kerusakan yang sangat parah di laut Parangtritis
ini terutama pada kondisi terumbu karang nya? Jika iya, apa penyebabnya?
d) bagaimana tanggapan bapak pribadi dalam mengahadapi persoalan
kerusakan sumber daya laut seperti ini?
e) apakah pernah ada, cara penanggulangan yang dilakukan
pemerintah setempat dalam mengatasi berbagai kerusakan sumber daya laut di laut
Parangtritis ini?
f) apa upaya yang dilakukan pemerintah setempat dalam menjaga
kualitas laut di laut Parangtritis ini?
g) adakah larangan pemerintah setempat dalam mengatasi oknum
oknum yang berbuat licik dalam penangkapan hasil laut yang dapat membahayakan
kualitas sumber dayanya? Seperti contohnya peraturan Undang Undang dan denda
h) apakah hasil laut disini menjadi prioritas utama
pengasilan ekonomi bagi bapak?
i) jika iya, bagaimana cara bapak mengatasinya apabila swaktu
waktu pengasilan bapak ini menghilang akibat penghabisan maupun kerusakan
sumber daya di laut ini?
23
2. Wawancara
dengan nelayan dan penduduk sekitar
3. Dokumentasi ( terlampir pada gambar 1, 2,3 dan 4)
3. 5. Prosedur dan
Teknik Wawancara
1. Menggunakan
orang disekitar Pantai Parangtritis (nelayan,penduduk)
2. Mengajukan pertanyaan sesuai susunan
pertanyaan.
24
BAB
IV
HASIL
OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
4.
1. Hasil Penelitian
Rencana
penelitian tidak sesuai dengan kenyataan,karena terkendala oleh situasi dan
kondisi,sehingga salah satu dari teknik penelitian dalam bentuk wawancara tidak
dapat kami laksanakan.oleh karena itu di dalam bab.III ini,kami hanya akan
menguraikan pembahasan dari hasil observasi dan litelatur.
4.
2. Pemutihan Karang di Pantai Parangtritis
Pemutihan
karang di pantai parangtritis pada saat ini tidak terlalu parah/atau masih
berskala kecil, akan tetapi jika dibiarkan secara terus menerus maka akan
terjadi dan mencapai skala besar.
4.
3. Upaya Pelestarian dan Penanggulangan Pemutihan Karang di Pantai Parangtritis
Untuk
saat ini upaya pelestarian dan penanggulangan Pemutihan Karang di Pantai
Parangtritis belum ada, akan tetapi di wilayah indonesia itu sendiri sudah
dilakukan beberapa upaya, antara lain :
1) Peningkatan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat.
Upaya untuk
meningkatkan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peranan terumbu karang
dan mengajak masyarakat untuk
25
berperan serta aktif
dan bertanggung jawab dalam mengelola dan memanfaatkan terumbu karan
2) Pengelolaan Berbasis Masyarakat.
Menerapkan pengetahuan dan teknologi
rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara
lestari.
3) Penelitian, Monitoring dan Evaluasi
Dalam kaitan ini akan dibentuk sistem jaringan pemantauan dan informasi
terumbu karang dengan membangun simpul-simpul di beberapa propinsi.
Kegiatan ini akan diawasi langsung oleh LIPI yang telah memiliki
stasiun-stasiun di beberapa tempat, seperti : Biak, Ambon dan Lombok.
26
BAB V
PENUTUP
5. 1.
Simpulan
keberadaan
terumbu karang di dunia khususnya di Indonesia mulai terancam.
- Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae
- Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penting, karena tempat tinggal biota laut.
3.
Zooxanthellae secara ilmiah adalah organisme mikroalga
yang uniseluler, memiliki warna kuning sedikit kecoklatan, dan memiliki
kemampuan untuk hidup di dalam jaringan hewan atau tumbuhan, dimana mereka
saling bersimbiosis mutualisme satu sama lain.
4.
Terumbu karang
mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi
maupun ekonomi bagi mahluk hidup
- Perubahan iklim merupakan faktor paling dominan dalam perusakkan terumbu karang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus lebih mencintai lingkungan.
- Ancaman utama pada umumnya terhadap terumbu karang adalah kembali lagi pada pemutihan karang ( coral bleaching ) akibat pemanasan global
27
- Cara pencegahan untuk mengurangi pencemaran dan kerusakan terhadap terumbu karang dapat dilakuakn dengan dua hal yaitu dengan Zonasi dan Rehabilitasi.
- Pemutihan karang di pantai Parangtritis masih dalam skala kecil pada tingkat yang belum membahayakan,oleh karena itu pemerintah setempat melalui koordinasi pengelola pantai Parangtritis melakukan antisifasi berupa pencegahan untuk menghidari terjadinya pemutihan dengan cara mengikut sertakan fartisipasi masyarakat,monitoring dan evaluasi pantai Parangkritis secara kontinu.
5.2 Saran
1)
Untuk pelajar
senantiasa lebih peduli terhadap lingkungan sekeliling kita, terutama
tentang keberadaan terumbu karang yang mulai terancam dengan adanya pemanasan
global (Global warning).
2)
Untuk Sekolah
Sekolah diharapkan untuk terus melakukan kegiatan observasi
lapangan setiap tahunnya agar setiap generasi dapat mengetahui perkembangan
terumbu karang khususnya di pantai Parangtritis dan pantai sekitarnya.
3)
Untuk Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
Hendaknya mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
berkaitan dengan perlindungan pelestarian terumbu karang di Pantai Parangtritis
dan pantai sekitarnya.
28
4)
Untuk Pemerintah melalui Kementrian Kelautan
Untuk Bapak/Ibu mentri terhormat
jagalah laut indonesia mulai dari
sumberdaya, kekayaan alam yang ada didalamnya.
Karena negara ini kaya
akan SDA Laut yang sangat melimpah, dan
keanekaragaman yang sangat
banyak didalamnya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. 2013. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://www.seorangpelajar.com/2015/11/makalah-pantai-parangtritis.html?m=0
https://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang
https://tonimpa.wordpress.com/2013/12/18/makalah-terumbu-karang/
http://www.astalog.com/7070/klasifikasi-terumbu-karang.htm
https://kvp2131tika.wordpress.com/coral/pelestarian-terumbu-karang/
http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/14/05/18/n5rk43-enam-cara-jaga-kelestarian-terumbu-karang
http://faridmuzaki.blogspot.co.id/2011/01/biologi-dan-ekologi-pemutihan-karang.html
https://alamendah.org/2015/07/23/manfaat-terumbu-karang-bagi-manusia-dan-lingkungan/
https://alamendah.org/2015/01/20/pemutihan-terumbu-karang-makin-mengancam/
https://m.tempo.co/read/news/2016/04/13/061762228/dunia-alami-darurat-pemutihan-karang
30
http://www.jogja.co/gumuk-pasir-parangkusumo-hanya-ada-dua-di-dunia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif
31
LAMPIRAN
Gambar 1. Pandan Laut
Gambar 2. Cemara Udang
Gambar 3.
Situasi Penjualan Cendera mata di Pantai Parangtritis
32
Gambar 4.
Peneliti observasi Pemutihan Terumbu Karang di Pantai Parangtritis
RIWAYAT HIDUP PENELITI PEMUTIHAN TERUMBU KARANG DI
PANTAI PARANG TRITIS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Nama : EDWAR ALAMSYAH
TTL : Bogor, 10 Maret 1999
Motto Hidup : “PINTAR, GA NGEJAMIN MASA DEPAN.”
Nama : YAHYA AHMAD
TTL : Jakarta, 5 April 1999
Motto Hidup
: “MAN JADDA WA JADA. MAN SHABARA ZAHAFIRA.”
Nama : M. DIKI PAMUNGKAS
TTL : Bogor, 05 Oktober 1998
Motto Hidup
: “ U.D.I (USAHA, DOA, IBADAH).”
Nama : SILVIA SANDI YUDHA
TTL : Bogor, 20 April 1999
Motto Hidup
: ‘‘NO NEED TRYING TO BE OTHER
PEOPLE”
Nama : IKE FEJRYATI
TTL : Bogor, 12 Desember 2000
Motto Hidup
:“DALAM HIDUP JADILAH DIRI SENDIRI, KARENA ITU LEBIH
BAIK”
Nama : KARISMA SUPIA ANDINI
TTL : Bogor, 24 Maret 1999
Motto Hidup
: “ SEMANGAT TERUS J.”
Nama : WINDA SHAVIRA
TTL : Bogor, 11 Januari 1999
Motto Hidup
: “ JADI MEMBER JKT 48.
Komentar
Posting Komentar